Tether mengalihkan hashrate Bitcoin-nya ke OCEAN untuk mempromosikan struktur penambangan yang lebih terdesentralisasi dan otonom.
Tether meningkatkan cadangannya dan memperluas pengaruhnya sambil mendukung perusahaan crypto yang kesulitan dengan pendanaan tradisional.
Tether kembali menjadi sorotan. Kali ini bukan tentang stablecoin USDT-nya, tetapi karena langkah barunya yang berani: mengalokasikan daya komputasi Bitcoin-nya, alias hashrate, ke OCEAN, sebuah kolam penambangan yang fokus pada desentralisasi. Langkah ini bukan hanya tentang teknik penambangan, tetapi untuk menjauh dari sentralisasi yang masih diam-diam mengintai dunia penambangan Bitcoin.
Langkah Tether Menuju Penambangan Bitcoin yang Lebih Adil
Bayangkan jika kekuatan penambangan Bitcoin dunia hanya dikendalikan oleh segelintir pemain besar—rasanya seperti permainan di mana pemenangnya telah ditentukan dari awal. Nah, Tether tampaknya tidak ingin itu terjadi. Dengan mengalihkan hashratenya ke OCEAN, Tether ingin mendorong model penambangan yang lebih terbuka.
Melalui teknologi sumber terbuka yang disebut DATUM, OCEAN memungkinkan para penambang untuk membuat template blok mereka sendiri tanpa harus bergantung pada pusat kontrol.
Selain itu, Tether juga akan menyematkan perangkat lunak yang disebut DATUM Gateway ke dalam berbagai operasi penambangan mereka, termasuk yang berada di daerah terpencil seperti di beberapa wilayah di Afrika. Tujuannya adalah agar para penambang lokal dapat tetap terhubung ke jaringan global tanpa harus khawatir tentang kehilangan akibat latensi atau akses terbatas. Pada saat yang sama, strategi ini memperluas jangkauan geografisnya sambil mempertahankan efisiensi.
Lebih Dari Pertambangan: Sebuah Permainan Strategis
Di sisi lain, langkah ini sejalan dengan langkah lain oleh Tether pada awal April, ketika mereka menambahkan 8.888 BTC ke cadangan mereka. Menurut laporan dari CNF, ini adalah bagian dari strategi mereka untuk mengalokasikan 15% dari keuntungan perusahaan untuk akumulasi Bitcoin jangka panjang. Jadi, sambil memperkuat sektor penambangan, Tether juga memperkuat posisi mereka sebagai salah satu pemegang Bitcoin terbesar.
Namun, cerita Tether tidak berakhir di situ. Di tengah meningkatnya jumlah perusahaan kripto yang berjuang untuk mengakses dana melalui saluran tradisional—ingat keruntuhan BlockFi, Celsius, dan Genesis?—Tether telah muncul sebagai sumber likuiditas yang dapat diandalkan.
Dengan cadangan besar dan jaringan global yang kuat, Tether kini telah menjadi tempat perlindungan bagi banyak proyek crypto yang berjuang untuk menemukan nafas tambahan.
Baru-baru ini, Paolo Ardoino, CEO Tether, juga memberikan petunjuk tentang perubahan arah perusahaan. Dalam cuitannya, ia mengisyaratkan adanya penyesuaian dalam komposisi cadangan. Meskipun ia tidak menjelaskan lebih lanjut, pasar segera bereaksi.
Tingkat pertukaran USDT/USD telah sedikit turun dari $1.0002 menjadi $1.0001, tetapi volume perdagangannya sebenarnya melonjak 5% dalam waktu hanya satu jam. Tampaknya pasar memang memiliki radar yang sangat tajam untuk pergerakan Tether.
Dan berbicara tentang masa depan, pada 7 April, Ardoino berbicara kepada Financial Times. Dia mengatakan bahwa Tether sedang mempertimbangkan untuk meluncurkan stablecoin baru yang hanya akan beredar di Amerika Serikat.
Tentu saja, semuanya tergantung pada arah kebijakan regulasi di sana. Tetapi satu hal yang jelas: jika Gedung Putih menganggap stablecoin penting, Tether tidak ingin ketinggalan.
Konten ini hanya untuk referensi, bukan ajakan atau tawaran. Tidak ada nasihat investasi, pajak, atau hukum yang diberikan. Lihat Penafian untuk pengungkapan risiko lebih lanjut.
Tether Mengalihkan Hasrate Bitcoin ke OCEAN untuk Penambangan yang Adil - Berita Kripto Flash
Tether kembali menjadi sorotan. Kali ini bukan tentang stablecoin USDT-nya, tetapi karena langkah barunya yang berani: mengalokasikan daya komputasi Bitcoin-nya, alias hashrate, ke OCEAN, sebuah kolam penambangan yang fokus pada desentralisasi. Langkah ini bukan hanya tentang teknik penambangan, tetapi untuk menjauh dari sentralisasi yang masih diam-diam mengintai dunia penambangan Bitcoin.
Langkah Tether Menuju Penambangan Bitcoin yang Lebih Adil
Bayangkan jika kekuatan penambangan Bitcoin dunia hanya dikendalikan oleh segelintir pemain besar—rasanya seperti permainan di mana pemenangnya telah ditentukan dari awal. Nah, Tether tampaknya tidak ingin itu terjadi. Dengan mengalihkan hashratenya ke OCEAN, Tether ingin mendorong model penambangan yang lebih terbuka.
Melalui teknologi sumber terbuka yang disebut DATUM, OCEAN memungkinkan para penambang untuk membuat template blok mereka sendiri tanpa harus bergantung pada pusat kontrol.
Selain itu, Tether juga akan menyematkan perangkat lunak yang disebut DATUM Gateway ke dalam berbagai operasi penambangan mereka, termasuk yang berada di daerah terpencil seperti di beberapa wilayah di Afrika. Tujuannya adalah agar para penambang lokal dapat tetap terhubung ke jaringan global tanpa harus khawatir tentang kehilangan akibat latensi atau akses terbatas. Pada saat yang sama, strategi ini memperluas jangkauan geografisnya sambil mempertahankan efisiensi.
Lebih Dari Pertambangan: Sebuah Permainan Strategis
Di sisi lain, langkah ini sejalan dengan langkah lain oleh Tether pada awal April, ketika mereka menambahkan 8.888 BTC ke cadangan mereka. Menurut laporan dari CNF, ini adalah bagian dari strategi mereka untuk mengalokasikan 15% dari keuntungan perusahaan untuk akumulasi Bitcoin jangka panjang. Jadi, sambil memperkuat sektor penambangan, Tether juga memperkuat posisi mereka sebagai salah satu pemegang Bitcoin terbesar.
Namun, cerita Tether tidak berakhir di situ. Di tengah meningkatnya jumlah perusahaan kripto yang berjuang untuk mengakses dana melalui saluran tradisional—ingat keruntuhan BlockFi, Celsius, dan Genesis?—Tether telah muncul sebagai sumber likuiditas yang dapat diandalkan.
Dengan cadangan besar dan jaringan global yang kuat, Tether kini telah menjadi tempat perlindungan bagi banyak proyek crypto yang berjuang untuk menemukan nafas tambahan.
Baru-baru ini, Paolo Ardoino, CEO Tether, juga memberikan petunjuk tentang perubahan arah perusahaan. Dalam cuitannya, ia mengisyaratkan adanya penyesuaian dalam komposisi cadangan. Meskipun ia tidak menjelaskan lebih lanjut, pasar segera bereaksi.
Tingkat pertukaran USDT/USD telah sedikit turun dari $1.0002 menjadi $1.0001, tetapi volume perdagangannya sebenarnya melonjak 5% dalam waktu hanya satu jam. Tampaknya pasar memang memiliki radar yang sangat tajam untuk pergerakan Tether.
Dan berbicara tentang masa depan, pada 7 April, Ardoino berbicara kepada Financial Times. Dia mengatakan bahwa Tether sedang mempertimbangkan untuk meluncurkan stablecoin baru yang hanya akan beredar di Amerika Serikat.
Tentu saja, semuanya tergantung pada arah kebijakan regulasi di sana. Tetapi satu hal yang jelas: jika Gedung Putih menganggap stablecoin penting, Tether tidak ingin ketinggalan.
Direkomendasikan untuk Anda: