Data indeks harga PCE bulan Juli yang baru saja dirilis memicu spekulasi baru di pasar tentang arah kebijakan moneter The Federal Reserve (FED) di masa depan. Data menunjukkan, indeks harga PCE bulan Juli tumbuh 2,6% secara tahunan, dan indeks harga PCE inti naik 2,9% dibandingkan tahun lalu, keduanya lebih tinggi dari target inflasi 2% yang ditetapkan oleh The Federal Reserve (FED). Hasil ini mungkin menjadi tantangan bagi keputusan penurunan suku bunga The Federal Reserve (FED) di bulan September.

Meskipun data inflasi menunjukkan kinerja yang buruk, pernyataan sebelumnya oleh Ketua The Federal Reserve (FED) Jerome Powell tetap memberi harapan kepada pasar. Dia mengisyaratkan bahwa, mengingat adanya tanda-tanda pendinginan di pasar tenaga kerja, The Federal Reserve (FED) mungkin akan mempertimbangkan untuk melakukan penurunan suku bunga pertama tahun ini pada bulan September. Namun, analis pasar Matt Grossman menunjukkan bahwa data PCE terbaru mungkin akan membuat keputusan ini menjadi lebih rumit.

Dilema yang dihadapi The Federal Reserve (FED) adalah bagaimana menyeimbangkan kontrol inflasi dan pertumbuhan ekonomi. Di satu sisi, tingkat inflasi yang terus-menerus lebih tinggi dari target mengharuskan untuk mempertahankan posisi kebijakan moneter yang hati-hati; di sisi lain, pendinginan pasar tenaga kerja mungkin mengindikasikan melemahnya momentum pertumbuhan ekonomi, yang memerlukan pelonggaran kebijakan moneter secara moderat untuk memberikan dukungan.

Dalam situasi ini, perhatian pasar terhadap pertemuan The Federal Reserve (FED) pada bulan September akan meningkat lebih lanjut. Investor dan ekonom akan mengawasi data ekonomi dan pidato pejabat The Federal Reserve (FED) dalam beberapa minggu mendatang untuk mencari lebih banyak petunjuk tentang arah kebijakan moneter. Terlepas dari keputusan akhir, The Federal Reserve (FED) menghadapi tantangan untuk mencapai keseimbangan yang rumit antara pengendalian inflasi dan dukungan ekonomi.