Dinamik harga Bitcoin baru-baru ini mengingatkan pada teori lima tahap kesedihan yang terkenal dalam psikologi. Teori ini tidak hanya berlaku untuk emosi individu, tetapi juga dapat menjelaskan perubahan emosi di pasar Aset Kripto dengan baik.
Tahap pertama adalah penyangkalan. Ketika harga Bitcoin mulai turun, banyak investor secara selektif mengabaikan kenyataan ini, meyakini bahwa ini hanya penyesuaian sementara. Mereka sering memberi tahu diri mereka sendiri bahwa harga akan segera rebound. Optimisme semacam ini biasanya tidak segera memicu banyak perdagangan.
Seiring dengan berlanjutnya penurunan, para investor memasuki tahap kemarahan. Mereka mulai mencari faktor eksternal untuk menjelaskan penurunan ini, mungkin mengeluh tentang laporan berita yang merugikan, perubahan kebijakan, bahkan menyalahkan manipulasi pasar. Emosi pasar pada tahap ini seringkali sangat tidak stabil.
Saat harga turun ke level dukungan kunci, investor memasuki fase tawar-menawar. Mereka akan secara psikologis menetapkan beberapa kondisi, seperti 'jika harga rebound ke level tertentu, saya akan mengambil tindakan'. Sikap ini sering disertai dengan rebound teknis sementara, tetapi biasanya sulit untuk bertahan.
Jika pemulihan tidak terwujud, pasar memasuki fase frustrasi. Sebagian besar peserta mulai kehilangan kepercayaan, aktivitas perdagangan berkurang, diskusi di media sosial mendingin, dan suasana pasar secara keseluruhan menjadi sepi.
Akhirnya adalah fase penerimaan. Ketika investor secara bertahap beradaptasi dengan kondisi pasar yang lesu, suasana menjadi mati rasa. Menariknya, justru dalam suasana pesimis yang umum ini, benih dari gelombang kenaikan yang baru mungkin sudah mulai tumbuh diam-diam.
Saat ini, pasar Aset Kripto tampaknya berada di akhir fase frustrasi. Fase ini sering kali merupakan yang paling tenang, tetapi juga bisa menjadi periode penting untuk mengumpulkan energi dan mempersiapkan pembalikan di masa depan.
Memahami tahap-tahap emosi pasar ini dapat membantu investor tetap rasional dan menghindari pengambilan keputusan yang tidak rasional karena dorongan emosi. Tidak peduli tahap mana pasar berada, tetap tenang dan menganalisis secara objektif adalah hal yang sangat penting. Pada saat yang sama, ini juga mengingatkan kita bahwa siklus pasar adalah hal yang tidak terhindarkan, kesabaran dan perspektif jangka panjang memainkan peran penting dalam investasi.
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
19 Suka
Hadiah
19
8
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
CoconutWaterBoy
· 09-02 08:21
Ah, ini, jika sudah di dasar langsung lari, jangan berpikir terlalu banyak.
Lihat AsliBalas0
StealthDeployer
· 08-30 13:30
Sekali lagi menulis esai kecil tentang kehilangan uang di luar bursa.
Dinamik harga Bitcoin baru-baru ini mengingatkan pada teori lima tahap kesedihan yang terkenal dalam psikologi. Teori ini tidak hanya berlaku untuk emosi individu, tetapi juga dapat menjelaskan perubahan emosi di pasar Aset Kripto dengan baik.
Tahap pertama adalah penyangkalan. Ketika harga Bitcoin mulai turun, banyak investor secara selektif mengabaikan kenyataan ini, meyakini bahwa ini hanya penyesuaian sementara. Mereka sering memberi tahu diri mereka sendiri bahwa harga akan segera rebound. Optimisme semacam ini biasanya tidak segera memicu banyak perdagangan.
Seiring dengan berlanjutnya penurunan, para investor memasuki tahap kemarahan. Mereka mulai mencari faktor eksternal untuk menjelaskan penurunan ini, mungkin mengeluh tentang laporan berita yang merugikan, perubahan kebijakan, bahkan menyalahkan manipulasi pasar. Emosi pasar pada tahap ini seringkali sangat tidak stabil.
Saat harga turun ke level dukungan kunci, investor memasuki fase tawar-menawar. Mereka akan secara psikologis menetapkan beberapa kondisi, seperti 'jika harga rebound ke level tertentu, saya akan mengambil tindakan'. Sikap ini sering disertai dengan rebound teknis sementara, tetapi biasanya sulit untuk bertahan.
Jika pemulihan tidak terwujud, pasar memasuki fase frustrasi. Sebagian besar peserta mulai kehilangan kepercayaan, aktivitas perdagangan berkurang, diskusi di media sosial mendingin, dan suasana pasar secara keseluruhan menjadi sepi.
Akhirnya adalah fase penerimaan. Ketika investor secara bertahap beradaptasi dengan kondisi pasar yang lesu, suasana menjadi mati rasa. Menariknya, justru dalam suasana pesimis yang umum ini, benih dari gelombang kenaikan yang baru mungkin sudah mulai tumbuh diam-diam.
Saat ini, pasar Aset Kripto tampaknya berada di akhir fase frustrasi. Fase ini sering kali merupakan yang paling tenang, tetapi juga bisa menjadi periode penting untuk mengumpulkan energi dan mempersiapkan pembalikan di masa depan.
Memahami tahap-tahap emosi pasar ini dapat membantu investor tetap rasional dan menghindari pengambilan keputusan yang tidak rasional karena dorongan emosi. Tidak peduli tahap mana pasar berada, tetap tenang dan menganalisis secara objektif adalah hal yang sangat penting. Pada saat yang sama, ini juga mengingatkan kita bahwa siklus pasar adalah hal yang tidak terhindarkan, kesabaran dan perspektif jangka panjang memainkan peran penting dalam investasi.