#美联储重启降息步伐 Selama beberapa tahun saya berkecimpung di dunia kripto, akhirnya saya menyadari satu hal: cara yang terlihat paling bodoh, justru seringkali yang paling ampuh.

Awal-awal dulu, saya juga seperti kebanyakan orang lain, sehari bisa delapan ratus kali menatap grafik K-line, dengar ada proyek baru mau terbang langsung buru-buru masuk. Trading frekuensi tinggi, kejar tren, all in koin baru—apa pun yang seru, pasti dicoba. Saldo akun? Hah, turunnya sampai saya malu untuk buka aplikasinya. Baru kemudian saya sadar, urusan cari uang itu, sama sekali tidak mengandalkan kecerdikan atau trik licik.

Sekarang cara saya sampai bikin orang pengen ketawa:

**Soal pilih koin, saya cuma percaya dua hal**—$BTC dan $ETH, cuma dua ini. Koin yang katanya “bisa naik seratus kali lipat”, atau “Ethereum berikutnya”, whitepaper-nya pun malas saya baca. Kenapa? Karena koin utama minimal bisa bertahan sampai siklus berikutnya, sedangkan proyek yang aneh-aneh itu, bisa jadi bulan depan timnya sudah kabur. Uang saya hasil kerja keras sendiri, kenapa harus jadi korban bagi orang lain?

**Soal DCA (Dollar Cost Averaging), ini cuma perang sama diri sendiri**—setiap minggu di waktu yang sama beli, harga naik gak dikejar, harga turun gak panik. Saat pasar bagus beli sedikit, pas jatuh ambil lebih banyak, anggap saja exchange itu celengan sendiri. Jujur, tiga bulan pertama saya juga gatal, mikir “apa tambah beli lagi ya”, “apa jual semua aja ya”, tapi ternyata makin jarang lihat chart, malah makin untung. Kalau jangka waktunya panjang, grafik pasti naik sendiri.

**Untuk take profit dan cut loss, saya sudah set dari awal, lalu pura-pura mati**—harga sudah ditentukan, begitu tercapai langsung eksekusi otomatis, lalu aplikasi dihapus, biar nggak kepikiran. Tahun lalu waktu bull market, memang nggak jual pas harga paling atas, tapi juga selamat dari penurunan tajam berikutnya. Sudah cukup, saya bukan dukun, asal bisa untung saja sudah syukur.

Kenapa “cara bodoh” ini justru berhasil? Karena dia selesaikan tiga masalah besar:

Satu, nggak cemas lagi. Dulu tiap hari mantengin chart, naik sedikit nggak bisa tidur karena senang, turun sedikit nggak bisa tidur karena stres. Sekarang? Santai saja, uang di situ, naik atau turun biarin aja.

Dua, risiko terkendali. Logika DCA itu meratakan biaya, jadi nggak akan FOMO beli di puncak, dan juga nggak akan FUD sampai jual rugi di dasar.

Tiga, aset diam-diam bertambah. Setiap kali DCA itu sebenarnya nabung paksa, setengah tahun atau satu tahun kemudian, tahu-tahu saldo di akun sudah naik sendiri.

Tentu, cara ini nggak cocok buat semua orang. Kalau kamu suka sensasi kaya mendadak semalam, suka adrenalin dari trading terus, cara saya mungkin bikin kamu ngantuk. Tapi kalau sudah beberapa kali “disekolahkan” pasar, capek rugi gara-gara emosi, mungkin bisa coba cara ini.

Kaya perlahan, kedengarannya membosankan, tapi ini cara paling stabil yang pernah saya lihat. Kekayaan itu bukan dari satu hari naik tajam, tapi dari perlahan menggelinding jadi bola salju, dan ketika kamu sadar—eh, kok sudah banyak?