Bidang regulasi keuangan di Amerika Serikat mengalami terobosan besar. Commodity Futures Trading Commission (CFTC) AS baru-baru ini mengumumkan bahwa stablecoin akan diakui sebagai jaminan yang sah di pasar derivasi AS. Keputusan ini jelas membuka jalan bagi penggunaan uang digital dalam sistem keuangan tradisional.

Sementara itu, raksasa industri Tether mengeluarkan berita mengejutkan. Menurut sumber yang dapat dipercaya, Tether berencana untuk mengumpulkan dana sebesar 20 miliar dolar dengan valuasi 500 miliar dolar. Jika putaran pendanaan ini berhasil, Tether akan melompat menjadi perusahaan paling berharga ke-20 di dunia, dengan kapitalisasi pasar yang akan melampaui ExxonMobil, tepat di belakang Netflix.

Namun, valuasi ambisius ini memicu diskusi luas di kalangan para ahli industri. Perlu dicatat bahwa Tether hanya memiliki sekitar 200 karyawan, dibandingkan dengan Netflix yang memiliki sekitar 12.800 karyawan, sementara ExxonMobil bahkan memiliki sekitar 62.000 karyawan. Perbedaan besar ini membuat orang meragukan valuasi Tether.

Meskipun demikian, strategi keuangan Tether baru-baru ini tampaknya menunjukkan sikap hati-hati mereka terhadap masa depan. Diketahui bahwa perusahaan tersebut telah meningkatkan cadangan emasnya, yang dianggap sebagai langkah bijak untuk mencari stabilitas di pasar Uang Digital yang bergolak.

Perkembangan ini tentu akan berdampak mendalam pada pasar keuangan global. Dengan semakin banyaknya pengakuan regulasi terhadap stablecoin, serta peserta utama seperti Tether yang mencari pendanaan dalam skala besar, kita mungkin sedang menyaksikan titik balik penting dalam ekosistem Uang Digital. Namun, pertumbuhan yang cepat ini juga membawa banyak masalah: bagaimana memastikan stabilitas keuangan? Bagaimana menyeimbangkan inovasi dan risiko? Ini semua akan menjadi topik yang perlu dieksplorasi lebih dalam di masa depan.