Belakangan ini, nilai tukar dolar AS mengalami sedikit rebound, dipengaruhi oleh beberapa faktor. Pertama, keputusan suku bunga terbaru Federal Reserve menjadi fokus perhatian pasar. Banyak investor memilih untuk menutup posisi short mereka setelah Federal Reserve mengumumkan penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin, yang dalam beberapa hal mendorong penguatan jangka pendek dolar AS.

Secara teknis, indeks dolar (DXY) saat ini sedang menguji level resistensi kunci di 99. Area ini telah beberapa kali disentuh dalam beberapa minggu terakhir tetapi gagal menembus. Jika dolar dapat kembali bertahan di kisaran 98.5-99, ini akan menciptakan kondisi untuk menyerang level 100, yang mungkin akan memiliki dampak signifikan pada kelas aset lainnya.

Selain pengaruh kebijakan moneter, data ekonomi terbaru yang diumumkan juga secara mengejutkan menguntungkan dolar AS. Indeks kejutan ekonomi AS Bloomberg menunjukkan bahwa kinerja ekonomi nyata melebihi ekspektasi pasar secara umum. Terutama, data PDB terbaru yang dirilis jauh melebihi perkiraan, yang dalam beberapa hal mengimbangi sentimen pesimis pasar sebelumnya terhadap dolar. Secara umum, ketika data ekonomi AS menunjukkan kinerja yang kuat, atau pasar memperkirakan bahwa ekonomi AS akan membaik (misalnya melalui langkah-langkah stimulus lebih lanjut dari Federal Reserve), hal ini cenderung berdampak positif pada dolar.

Pasar masih memantau dengan cermat data tingkat pengangguran AS yang akan diumumkan. Diperkirakan tingkat pengangguran akan tetap pada level 4,3%, sama dengan bulan lalu. Jika data aktual lebih rendah atau sesuai dengan ekspektasi ini, kemungkinan besar akan lebih mendukung penguatan dolar, menghilangkan ekspektasi bearish pasar terhadap dolar.

Dari sudut pandang makro, hanya perubahan substantif dalam posisi kebijakan Federal Reserve, atau peningkatan tekanan inflasi yang signifikan yang memicu harapan pasar terhadap pergeseran kebijakan Federal Reserve, yang mungkin menjadi faktor kunci penggerak pergerakan dolar. Situasi ini mungkin akan muncul dalam beberapa bulan ke depan.

Jika indeks dolar berhasil menembus level 100, ini dapat memberikan tekanan pada beberapa aset spekulatif, termasuk berbagai aset berisiko seperti cryptocurrency. Sementara itu, pasar saham Jepang juga mungkin terpengaruh oleh penguatan dolar, dan investor perlu memantau hubungan interaksi antara pasar-pasar ini.