Baru-baru ini, pemerintah Amerika Serikat terjebak dalam keadaan berhenti yang telah berlangsung selama seminggu, memicu fluktuasi pasar keuangan. Harga emas sedikit mengalami pullback setelah mendekati puncak 4000 dolar per ons, mencerminkan meningkatnya permintaan investor terhadap aset yang aman.

Pemberhentian pemerintah tidak hanya meningkatkan ketidakpastian pasar, tetapi juga menyebabkan keterlambatan dalam penerbitan data ekonomi penting, membuat investor sulit untuk menilai kondisi ekonomi dengan akurat. Dalam konteks ini, analis pasar memperkirakan bahwa Federal Reserve mungkin akan menurunkan suku bunga dua kali lagi dalam tahun ini untuk mengatasi potensi risiko ekonomi.

Sementara itu, ketidakstabilan politik di Prancis dan meningkatnya risiko geopolitik global semakin meningkatkan daya tarik aset safe haven seperti emas. Bank investasi Goldman Sachs optimis terhadap prospek jangka panjang emas, meningkatkan ekspektasi harga emas untuk Desember 2026 dari 4.300 dolar AS per ons menjadi 4.900 dolar AS. Ekspektasi optimis ini terutama didasarkan pada kemungkinan aliran dana ke dalam ETF emas, serta tren bank sentral di berbagai negara yang meningkatkan cadangan emas.

Seiring dengan meningkatnya ketidakpastian ekonomi global, posisi emas sebagai aset safe haven tradisional mungkin akan semakin diperkuat. Investor perlu memantau dengan cermat perkembangan situasi politik dan ekonomi, serta arah kebijakan bank sentral di berbagai negara, untuk melakukan penyesuaian dalam alokasi aset.