Pada bulan Oktober 2025, Bali kembali menjadi pusat perhatian dunia kripto. Kasus ganda dua tahun lalu membuat orang tidak bisa tidak mengeluh. Dunia kripto, naik turun.

Tragedi pasangan muda itu sepertinya mengungkapkan sesuatu. Li, yang berusia 25 tahun, adalah raja dunia kripto yang legendaris. Memiliki mansion di Kamboja. Di hotel Bali, ia menemui ajal. Pacarnya yang berusia 22 tahun, Cheng, juga tidak luput dari nasib yang sama.

Tempatnya sangat menakutkan. Kedua orang tersebut telanjang. Keadaan kematian sangat mengerikan. Di tubuh Li terdapat luka tusukan, dan mungkin juga terkena listrik. Tampaknya seperti pekerjaan profesional.

Investigasi mendalam, latar belakang Li muncul. Memotong koin untuk menjadi kaya? Melarikan diri ke Indonesia untuk menghindari perhatian? Mungkin dia adalah agen dari dunia kripto dan kelompok perjudian, mencuri uang dan melarikan diri karena dikejar. Siapa yang tahu?

Ekosistem dunia kripto di Asia Tenggara kembali menjadi perhatian. Kecuali Singapura, di sini pengawasannya longgar. "Surga" bagi para raja koin. Namun, bahaya mengintai. Geng lokal mengawasi mereka. Kasus orang hilang, kasus pembunuhan, sering terjadi.

Kejadian di Bali sepertinya mengingatkan kita. Dunia kripto yang kaya, risikonya besar. Hal-hal seperti "airdrop", "private sale" terlihat seperti penipuan. Orang biasa ingin mendapatkan uang dari sini? Sulit. Mungkin akan kehilangan segalanya.

Ingin pergi bermain ke Asia Tenggara? Jangan pamer, jangan percaya mitos kaya mendadak. Harusnya tidak apa-apa. Namun, sisi gelap dunia kripto masih ada. Lebih baik berhati-hati.

Anak muda terpesona oleh dunia kripto, apakah mereka tahu bahwa mereka bermain dengan api? Seseorang pernah berkata: "Hadiah takdir, harganya sudah ditentukan."