Baru-baru ini, harga emas melewati batas 4000 dolar AS, menarik perhatian luas dari pasar. Fenomena ini mencerminkan kekhawatiran investor terhadap depresiasi mata uang, serta ketertarikan terhadap aset keras.
Dunia keuangan menyebut tren ini sebagai "perdagangan devaluasi besar-besaran". Investor institusi dan ritel sedang berbondong-bondong masuk ke aset keras seperti emas dan bitcoin untuk melindungi diri dari risiko yang ditimbulkan oleh pencetakan uang yang berlebihan, tingkat utang yang tinggi, dan penurunan suku bunga.
Emas sebagai pelopor perdagangan depresiasi kali ini, menunjukkan kinerja yang sangat mengesankan. Dalam waktu hanya 34 hari, harga emas telah naik 21%, yang merupakan kenaikan besar bagi aset terbesar di dunia.
Data sejarah menunjukkan bahwa pergerakan Bitcoin biasanya tertinggal dari emas antara 60 hingga 100 hari. Mengingat emas mulai naik kuat sejak akhir Agustus, kita dapat memperkirakan bahwa Bitcoin mungkin mulai naik signifikan pada akhir Oktober (tertinggal 60 hari) atau awal Desember (tertinggal 100 hari).
Perlu dicatat bahwa ketika Bitcoin mulai naik, pasar altcoin berkualitas tinggi juga dapat mulai aktif. Reaksi berantai ini dapat membawa peluang dan tantangan baru untuk seluruh pasar cryptocurrency.
Namun, investor harus dengan hati-hati memperhatikan arah pasar ini, karena perubahan di pasar keuangan sering kali kompleks dan bervariasi, dan korelasi antara berbagai kelas aset juga dapat berubah seiring waktu. Dalam membuat keputusan investasi, tetap diperlukan untuk mempertimbangkan berbagai faktor dan melakukan penilaian risiko yang memadai.
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Baru-baru ini, harga emas melewati batas 4000 dolar AS, menarik perhatian luas dari pasar. Fenomena ini mencerminkan kekhawatiran investor terhadap depresiasi mata uang, serta ketertarikan terhadap aset keras.
Dunia keuangan menyebut tren ini sebagai "perdagangan devaluasi besar-besaran". Investor institusi dan ritel sedang berbondong-bondong masuk ke aset keras seperti emas dan bitcoin untuk melindungi diri dari risiko yang ditimbulkan oleh pencetakan uang yang berlebihan, tingkat utang yang tinggi, dan penurunan suku bunga.
Emas sebagai pelopor perdagangan depresiasi kali ini, menunjukkan kinerja yang sangat mengesankan. Dalam waktu hanya 34 hari, harga emas telah naik 21%, yang merupakan kenaikan besar bagi aset terbesar di dunia.
Data sejarah menunjukkan bahwa pergerakan Bitcoin biasanya tertinggal dari emas antara 60 hingga 100 hari. Mengingat emas mulai naik kuat sejak akhir Agustus, kita dapat memperkirakan bahwa Bitcoin mungkin mulai naik signifikan pada akhir Oktober (tertinggal 60 hari) atau awal Desember (tertinggal 100 hari).
Perlu dicatat bahwa ketika Bitcoin mulai naik, pasar altcoin berkualitas tinggi juga dapat mulai aktif. Reaksi berantai ini dapat membawa peluang dan tantangan baru untuk seluruh pasar cryptocurrency.
Namun, investor harus dengan hati-hati memperhatikan arah pasar ini, karena perubahan di pasar keuangan sering kali kompleks dan bervariasi, dan korelasi antara berbagai kelas aset juga dapat berubah seiring waktu. Dalam membuat keputusan investasi, tetap diperlukan untuk mempertimbangkan berbagai faktor dan melakukan penilaian risiko yang memadai.