Pada suatu malam yang gelap, seorang fren membawa seorang pria yang terlihat kecewa ke ruang baca saya. Pria itu menatap tajam catatan transaksi di dinding, dengan jari yang bergetar ia berkata: "Dalam waktu singkat empat bulan, saya kehilangan sembilan ratus ribu. Sekarang setiap kali melihat Grafik Candlestick di ponsel saya, saya merasa mual, bahkan merasa takut untuk membuka kunci ponsel."

Saya memberinya secangkir teh hangat dan bertanya: "Jika pada waktu ini tahun lalu, saya meminta Anda membayar biaya kuliah sebesar lima puluh ribu yuan, apakah Anda akan menerimanya?" Dia tersenyum pahit dan menjawab: "Saat itu, rekening saya setiap hari menghasilkan keuntungan, siapa yang akan percaya ada yang bisa mengajarkan saya cara menghasilkan uang lebih baik?" Saya tidak bisa tidak menghela napas, orang-orang selalu melihat pasar sebagai mesin uang saat berada dalam keadaan baik, hanya setelah mengalami kerugian besar mereka baru mengerti untuk menghormatinya.

Dia mendekatiku dan bertanya pelan: "Saya selalu merasa ada seseorang yang mengawasi transaksiku, setiap kali saya menjual short, harga akan melonjak, setiap kali saya melakukan cut loss, harganya akan kembali. Apakah pasar ini ditujukan untukku?" Aku memberinya beberapa makanan ringan dan menjelaskan: "Volume perdagangan harian bursa melebihi satu triliun, tidak ada yang akan memperhatikan posisi beberapa puluh ribu uangmu. Ini adalah ilusi umum 'ditargetkan oleh pasar' yang sering dialami oleh pemula, delapan dari sepuluh orang pernah mengalaminya."

"Apakah saya masih punya kesempatan?" Dia bertanya dengan cemas. Saya menjawab: "Tentu saja ada, tetapi kamu perlu menerima dua kenyataan terlebih dahulu: pertama, akui bahwa kamu bisa kehilangan semua kapan saja, setiap kali membuka posisi harus menetapkan batas kerugian maksimum, tidak boleh melakukan averaging down; kedua, tunggu sampai tren jelas sebelum bertindak, lakukan stop loss dengan alami seperti saat makan, dan jauhkan diri dari perangkat lunak trading saat bersantai."

Dia bertanya dengan heran: "Apakah sesederhana ini?"