近期, pasar mata uang kripto mengalami gejolak hebat, harga Ethereum (ETH) menembus level support penting, mencatat penurunan mingguan terbesar dalam hampir enam bulan. Penurunan mendadak ini memicu rangkaian reaksi berantai, menyebabkan lebih dari 3 miliar dolar AS posisi panjang dilikuidasi, dan seluruh pasar menguap sekitar 300 miliar dolar AS dalam waktu satu hari.
Bagi investor pemula, istilah "likuidasi" mungkin kurang familiar. Singkatnya, likuidasi adalah hasil dari ketidakmampuan membayar kembali pinjaman akibat perdagangan dengan leverage. Sebagai contoh, jika investor menggunakan modal 10 juta rupiah dengan leverage 10 kali (setara meminjam 90 juta rupiah) untuk membeli ETH senilai 100 juta rupiah, ketika harga ETH turun 10%, seluruh modal investor akan dilikuidasi untuk membayar kembali pinjaman.
Penyebab utama dari kejadian likuidasi massal ini adalah penggunaan leverage yang berlebihan. Ketika pasar bergejolak, trader dengan leverage tinggi menjadi yang paling terdampak. Setelah posisi pertama dilikuidasi, bursa otomatis menjual ETH untuk menutup posisi, yang selanjutnya menekan harga lebih dalam, memicu likuidasi lebih banyak investor, dan menciptakan siklus negatif.
Perlu dicatat bahwa penurunan harga ETH kali ini juga dipengaruhi faktor lain. Pertama, daya beli "aktor utama" di pasar menurun secara signifikan, dengan volume pembelian ETH oleh perusahaan publik turun 76% dari puncaknya. Kedua, investor institusional menarik dana dari ETF, dengan aliran keluar lebih dari 500 juta dolar AS dalam satu hari. Terakhir, penjualan panik dari investor ritel semakin mempercepat tren penurunan pasar.
Gelombang likuidasi ini memiliki dampak mendalam terhadap pasar. Bagi trader yang menggunakan leverage, ini berarti kerugian modal nyata. Beberapa investor bahkan kehilangan seluruh investasi mereka, dan ada yang berutang. Bagi ekosistem mata uang kripto secara keseluruhan, kejadian ini mengungkapkan kerentanan pasar dan risiko spekulasi berlebihan.
Dalam kondisi pasar seperti ini, investor perlu berhati-hati dan mengelola risiko secara bijaksana. Penggunaan leverage yang berlebihan dapat berakibat bencana, terutama di pasar yang sangat volatil. Selain itu, ini menjadi momen refleksi untuk memikirkan bagaimana membangun ekosistem mata uang kripto yang lebih kokoh dan berkelanjutan.
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
近期, pasar mata uang kripto mengalami gejolak hebat, harga Ethereum (ETH) menembus level support penting, mencatat penurunan mingguan terbesar dalam hampir enam bulan. Penurunan mendadak ini memicu rangkaian reaksi berantai, menyebabkan lebih dari 3 miliar dolar AS posisi panjang dilikuidasi, dan seluruh pasar menguap sekitar 300 miliar dolar AS dalam waktu satu hari.
Bagi investor pemula, istilah "likuidasi" mungkin kurang familiar. Singkatnya, likuidasi adalah hasil dari ketidakmampuan membayar kembali pinjaman akibat perdagangan dengan leverage. Sebagai contoh, jika investor menggunakan modal 10 juta rupiah dengan leverage 10 kali (setara meminjam 90 juta rupiah) untuk membeli ETH senilai 100 juta rupiah, ketika harga ETH turun 10%, seluruh modal investor akan dilikuidasi untuk membayar kembali pinjaman.
Penyebab utama dari kejadian likuidasi massal ini adalah penggunaan leverage yang berlebihan. Ketika pasar bergejolak, trader dengan leverage tinggi menjadi yang paling terdampak. Setelah posisi pertama dilikuidasi, bursa otomatis menjual ETH untuk menutup posisi, yang selanjutnya menekan harga lebih dalam, memicu likuidasi lebih banyak investor, dan menciptakan siklus negatif.
Perlu dicatat bahwa penurunan harga ETH kali ini juga dipengaruhi faktor lain. Pertama, daya beli "aktor utama" di pasar menurun secara signifikan, dengan volume pembelian ETH oleh perusahaan publik turun 76% dari puncaknya. Kedua, investor institusional menarik dana dari ETF, dengan aliran keluar lebih dari 500 juta dolar AS dalam satu hari. Terakhir, penjualan panik dari investor ritel semakin mempercepat tren penurunan pasar.
Gelombang likuidasi ini memiliki dampak mendalam terhadap pasar. Bagi trader yang menggunakan leverage, ini berarti kerugian modal nyata. Beberapa investor bahkan kehilangan seluruh investasi mereka, dan ada yang berutang. Bagi ekosistem mata uang kripto secara keseluruhan, kejadian ini mengungkapkan kerentanan pasar dan risiko spekulasi berlebihan.
Dalam kondisi pasar seperti ini, investor perlu berhati-hati dan mengelola risiko secara bijaksana. Penggunaan leverage yang berlebihan dapat berakibat bencana, terutama di pasar yang sangat volatil. Selain itu, ini menjadi momen refleksi untuk memikirkan bagaimana membangun ekosistem mata uang kripto yang lebih kokoh dan berkelanjutan.