Seorang pejabat senior Federal Reserve baru saja memberikan perspektif yang cukup berbeda. Kecemasan soal AI versus pekerjaan yang dirasakan semua orang? Ternyata ini pada dasarnya hanya pengulangan—hanya saja kali ini menimpa pekerja kerah putih, bukan kerah biru.
Coba ingat kembali apa yang terjadi pada pekerja manufaktur beberapa dekade lalu. Pekerjaan di pabrik menghilang, seluruh komunitas menjadi kosong, dan tiba-tiba keterampilan yang dulu menjamin kehidupan kelas menengah menjadi tidak berharga lagi. Restrukturisasi itu sangat brutal, tapi ekonomi akhirnya beradaptasi. Sekarang kita melihat sesuatu yang sangat mirip terjadi, hanya saja kali ini menimpa pekerja pengetahuan, profesional kantor, bahkan peran-peran kreatif.
Pandangan The Fed di sini memang tidak menenangkan, tapi realistis: AI bukan menghancurkan pekerjaan itu sendiri—AI secara fundamental mengubah keterampilan apa yang benar-benar dibutuhkan di pasar. Programmer yang bertahun-tahun menguasai pola coding tertentu? Analis yang membangun karier dari mengolah data? Keterampilan spesifik itu mungkin tidak lagi bernilai tinggi seperti dulu.
Yang membuat gelombang ini berbeda adalah kecepatan dan jangkauannya. Pergeseran pekerja kerah biru terjadi selama beberapa dekade. Pergeseran kali ini terkompresi dalam hitungan tahun, bahkan mungkin bulan untuk beberapa sektor. Dan berbeda dengan disrupsi teknologi sebelumnya yang terutama berdampak pada pekerjaan manual, AI menyasar pekerjaan kognitif—jenis pekerjaan yang justru selama ini dianjurkan untuk dipelajari oleh satu generasi penuh.
Pesan dasarnya: kemampuan beradaptasi sekarang bukan lagi pilihan. Apa pun keahlian teknis yang Anda miliki, apa pun ceruk yang sudah Anda bangun—agar tetap relevan, Anda harus terus-menerus menilai apakah keterampilan itu masih dibutuhkan pasar. Ini memang tidak nyaman, tapi menyangkal kemiripan antara disrupsi AI saat ini dan gelombang otomatisasi masa lalu tidak akan membuat transisi ini jadi lebih mudah.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
12 Suka
Hadiah
12
5
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
MEVEye
· 3jam yang lalu
Selesai, programmer kali ini benar-benar akan dihabisi.
Lihat AsliBalas0
Degentleman
· 3jam yang lalu
ngl ini persis seperti tanaman sirih yang menggigit ekornya sendiri... menyarankan orang lain beralih ke pekerjaan berbasis pengetahuan, sekarang pekerjaan berbasis pengetahuan pun harus mengubah takdir
Lihat AsliBalas0
SatoshiSherpa
· 3jam yang lalu
Sejujurnya, gelombang AI ini adalah versi 2.0 dari pengangguran buruh migran di tahun-tahun lalu, hanya saja kali ini yang terkena adalah kami yang mengetik kode...
Lihat AsliBalas0
ImpermanentPhilosopher
· 3jam yang lalu
Sudah datang lagi, kali ini giliran kami para programmer... apa yang dikatakan cukup benar tetapi terdengar menyebalkan, puluhan tahun yang lalu ketika pekerja blue collar dihancurkan, di mana para pekerja white collar?
Lihat AsliBalas0
FUD_Whisperer
· 3jam yang lalu
Haha, Fed bilang pekerja kantoran juga harus meniru pekerjaan buruh... sejarah memang berputar seperti itu ya
Seorang pejabat senior Federal Reserve baru saja memberikan perspektif yang cukup berbeda. Kecemasan soal AI versus pekerjaan yang dirasakan semua orang? Ternyata ini pada dasarnya hanya pengulangan—hanya saja kali ini menimpa pekerja kerah putih, bukan kerah biru.
Coba ingat kembali apa yang terjadi pada pekerja manufaktur beberapa dekade lalu. Pekerjaan di pabrik menghilang, seluruh komunitas menjadi kosong, dan tiba-tiba keterampilan yang dulu menjamin kehidupan kelas menengah menjadi tidak berharga lagi. Restrukturisasi itu sangat brutal, tapi ekonomi akhirnya beradaptasi. Sekarang kita melihat sesuatu yang sangat mirip terjadi, hanya saja kali ini menimpa pekerja pengetahuan, profesional kantor, bahkan peran-peran kreatif.
Pandangan The Fed di sini memang tidak menenangkan, tapi realistis: AI bukan menghancurkan pekerjaan itu sendiri—AI secara fundamental mengubah keterampilan apa yang benar-benar dibutuhkan di pasar. Programmer yang bertahun-tahun menguasai pola coding tertentu? Analis yang membangun karier dari mengolah data? Keterampilan spesifik itu mungkin tidak lagi bernilai tinggi seperti dulu.
Yang membuat gelombang ini berbeda adalah kecepatan dan jangkauannya. Pergeseran pekerja kerah biru terjadi selama beberapa dekade. Pergeseran kali ini terkompresi dalam hitungan tahun, bahkan mungkin bulan untuk beberapa sektor. Dan berbeda dengan disrupsi teknologi sebelumnya yang terutama berdampak pada pekerjaan manual, AI menyasar pekerjaan kognitif—jenis pekerjaan yang justru selama ini dianjurkan untuk dipelajari oleh satu generasi penuh.
Pesan dasarnya: kemampuan beradaptasi sekarang bukan lagi pilihan. Apa pun keahlian teknis yang Anda miliki, apa pun ceruk yang sudah Anda bangun—agar tetap relevan, Anda harus terus-menerus menilai apakah keterampilan itu masih dibutuhkan pasar. Ini memang tidak nyaman, tapi menyangkal kemiripan antara disrupsi AI saat ini dan gelombang otomatisasi masa lalu tidak akan membuat transisi ini jadi lebih mudah.