Pukul 4:42 pagi, tim keamanan Upbit mungkin tidak pernah membayangkan, bangun tidur $36 juta telah hilang.

Serangan hacker kali ini sangat brutal - langsung menyasar aset ekosistem Solana, tidak ada satu pun dari koin likuid seperti SOL, USDC, dan BONK yang luput. 54 miliar won Korea, dalam sekejap mata menguap dari dompet panas. Yang lebih aneh, ini sudah merupakan kali kedua Upbit mengalami kerugian pada hari yang sama dalam enam tahun.

Kepanikan? Itu pasti terjadi. Layanan deposit dan penarikan ditutup dengan cepat, sisa aset dipindahkan ke dompet dingin semalam. Bursa terpusat sekali lagi membuktikan dengan tindakan nyata: seberapa besar pun platformnya, jika harus jatuh, tetap akan jatuh.

Namun di tengah suara tangisan ini, seseorang diam-diam merasa senang.

**Narasi lain di atas blockchain**

Pada hari yang sama, data dari blockchain publik yang bernama Injective cukup menarik — alamat perdagangan aktif harian meningkat 12% meskipun dalam kondisi sebaliknya. Ini bukan kebetulan, setiap kali platform terpusat mengalami masalah, protokol terdesentralisasi akan mendapatkan sekelompok pengguna baru. Ini adalah sifat manusia.

Alasan mengapa hacker kali ini mengincar ekosistem Solana bukan tanpa sebab. Token-token ini mudah dicairkan, memiliki likuiditas yang kuat, dan yang terpenting adalah beberapa di antaranya kekurangan mekanisme pembekuan yang efektif. Kerentanan teknis sudah jelas ada, tinggal menunggu orang yang berminat untuk mengambilnya.

Jadi pertanyaannya adalah: ketika bursa berulang kali membuktikan bahwa dirinya tidak cukup aman, apa yang bisa dipercaya oleh pengguna? Kerentanan dompet panas sudah bukan berita baru, yang benar-benar perlu diperhatikan adalah, berapa banyak dana yang akan didorong ke on-chain oleh krisis ini? Apa jenis solusi keamanan yang akan muncul?

Kecelakaan Upbit kali ini mungkin baru permulaan. Iterasi teknologi sering kali disertai dengan pelajaran pahit, sementara pertumbuhan ketahanan beberapa blockchain mungkin sedang menulis logika industri yang baru.