Baru-baru ini, drama tarif ini telah mengacaukan pasar global. Mantan presiden itu kembali menyebarkan mitos "tarif setara" - mengklaim bahwa saham AS dan pensiun 401k mencapai rekor tertinggi, inflasi, harga, dan pajak semuanya menurun, dan sekaligus meminta Mahkamah Agung "semoga Tuhan membantu kalian membuat pilihan yang tepat". Ini bukan doa? Jelas-jelas ini adalah tekanan.

Mengingat bulan November tahun lalu, Mahkamah Agung baru saja mempertanyakan legalitas tarifnya dengan suara 6:3. Toh menurut konstitusi, hak untuk mengenakan pajak seharusnya diatur oleh kongres, namun ia tetap berpegang pada undang-undang darurat yang dibuat lima puluh tahun lalu. Bahkan hakim agung yang ia sendiri calonkan tidak bisa menahan diri untuk bertanya: "Mengapa harus mengenakan pajak secara menyeluruh kepada negara-negara seperti Spanyol dan Prancis?"

Secara superficial, pensiun naik, harga barang turun, sepertinya rakyat mendapatkan keuntungan. Namun, data jajak pendapat datang dengan cepat: 64% orang Amerika menentang putaran tarif ini, 73% khawatir harga barang sehari-hari melambung tinggi, dan tingkat dukungannya bahkan jatuh ke titik terendah dalam hampir delapan puluh tahun.

Lihat lagi dampak nyata - tarif terhadap China sempat melonjak hingga 145%, China dan Uni Eropa segera melakukan tindakan balasan, dan tatanan perdagangan global menjadi kacau total. Pendapatan tarif sebesar 89 miliar terdengar menakutkan, tetapi di baliknya adalah lonjakan biaya bagi perusahaan-perusahaan AS, penurunan kredibilitas internasional, bahkan sekutu tradisional pun tersakiti.

Sekarang seluruh dunia sedang mengamati Mahkamah Agung: Akankah mereka memberi lampu hijau untuk kartu tarif ini? Jika benar-benar berlanjut, tidak hanya pola perdagangan yang harus dirombak, tetapi aset kripto seperti $BTC, $FUN, $ZEC juga harus ikut naik turun mengikuti risiko geopolitik.

Apakah ini benar-benar sebuah pesta jangka pendek, atau sebuah bom waktu yang tertanam? Bisakah dia memenangkan pemilihan kembali dengan kartu tarif? Apa pendapatmu?