Masih ingat dengan tren emas tahun 2019? Pola saat ini benar-benar seperti menonton rekaman ulang masa itu.

Kalau bandingkan grafik teknikal, struktur pasar sekarang sangat mirip dengan periode akhir kenaikan suku bunga The Fed tahun 2019, sampai bikin merinding. Yang lebih gila lagi adalah indikator tingkat pengangguran—data berbicara, sejarah menunjukkan setiap kali pengangguran naik 0,5%, harga emas rata-rata bisa naik 300 dolar/ons. Pengangguran AS per September sudah naik ke 4,4%, tertinggi dalam empat tahun, dan situasinya hampir persis seperti Agustus 2019 saat ( naik dari 3,6% ke 3,8%). Dalam kondisi begini, kalau dana lindung nilai nggak masuk emas, mau masuk ke mana lagi?

Sekarang semua orang mengamati level 4284 dolar. Banyak yang anggap ini sebagai resistance, tapi justru bisa jadi sebaliknya—ini lebih mirip papan loncat untuk akselerasi. Minggu ini harga emas terus bertahan di atas garis batas 4162 dolar, dan momentum beli MACD masih terus terakumulasi. Begitu tembus 4284, area 4348 dolar di atasnya kemungkinan besar bakal jadi jalan mulus.

Bagaimana pandangan institusi? Goldman Sachs langsung pasang target harga emas 2026 di 4900 dolar, Bank of America bahkan lebih agresif dengan proyeksi 5000 dolar. Angka-angka ini bukan asal tebak, mereka sudah backtest: enam bulan setelah penurunan suku bunga pertama tahun 2019, emas rata-rata naik 22%.

Faktor makro juga mendukung. Pasar sekarang memberi probabilitas 89% untuk penurunan suku bunga di bulan Desember, dan data ketenagakerjaan terus memburuk—dalam empat bulan terakhir, usaha kecil AS sudah tiga kali mencatatkan kehilangan pekerjaan. Model dari Citi juga menarik: begitu tingkat pengangguran tembus 4,2%, setiap kenaikan 0,1% bisa memicu aliran dana 5 miliar dolar ke ETF emas.

Ada satu variabel lagi, data nonfarm Desember 16 bakal tertunda karena pemerintah shutdown, dan periode “kekosongan data” seperti ini secara historis cenderung menguntungkan emas. Ketidakpastian itu sendiri, kadang justru jadi kepastian terbesar.