BURSA KRIPTO | Kekhawatiran Muncul Saat Aplikasi Kripto Nigeria, Patricia, Meluncurkan Token Stablecoin Asli (PTK)

Aplikasi perdagangan ritel Nigeria, Patricia, dilaporkan telah mengubah Bitcoin (BTC) dan token lainnya milik pelanggannya menjadi token milik sendiri yang disebut Patricia Token (PTK).

Dalam pengumuman terbaru yang memperkenalkan aplikasi barunya, Patricia Plus, perusahaan menggambarkan PTK sebagai stablecoin yang dipatok terhadap dolar AS, di mana 1 PTK setara dengan $1. Namun, pelanggan Patricia masih khawatir apakah mereka pada akhirnya akan mendapatkan akses ke dana mereka.

Pada Mei 2023, Patricia menangguhkan penarikan bagi pengguna platformnya setelah mengungkapkan adanya pelanggaran keamanan. Perusahaan mengungkapkan bahwa aset Bitcoin dan Naira telah terdampak dan memberi tahu pelanggannya bahwa mereka mengalami kerugian yang tidak diungkapkan.

Meskipun Patricia tidak menyebutkan tanggal pasti pertukaran kriptonya diretas, peretasan kemungkinan besar terjadi pada Januari 2022 dan hingga $2 juta dilaporkan hilang.

Setelah penangguhan penarikan di platform Patricia, para pengguna menyampaikan kekhawatiran dan frustrasi mereka di Twitter, menyoroti ketidaknyamanan yang diakibatkan oleh situasi tersebut. Terlepas dari kritik yang muncul, perusahaan mengatakan tetap berkomitmen untuk meningkatkan langkah-langkah keamanan platformnya.

Didirikan pada 2017, Patricia telah mendapatkan pengakuan atas layanan perdagangan kripto dan kartu hadiah yang membuatnya menjadi target para pelaku jahat. Pada awal 2021, Patricia telah mencapai lebih dari 800.000 pengguna, menjadikannya salah satu bursa kripto terkemuka di benua tersebut.

Patricia adalah satu-satunya dan yang pertama menjadi sponsor Big Brother Naija (BB Naija) pada 2021 yang, menurut CEO Patricia, Fejiro Hanu Agbodje, merupakan investasi yang mahal, namun sangat sepadan.

Pada 2022, BitKE mewawancarai Hanu untuk membicarakan perjalanannya dan bagaimana ia membangun bursa Patricia di mana ia memberikan wawasan tentang bisnis perusahaan.

Awalnya didirikan sebagai platform untuk membeli kartu hadiah, platform ini kemudian merambah bisnis kripto karena permintaan pengguna. Menurut Hanu, dalam podcast tersebut, maraknya penipuan yang memengaruhi konsumen, termasuk dirinya sendiri, menjadi alasan perlunya menciptakan platform yang aman untuk membeli mata uang kripto.